بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Menuntun anak menuju jalan yang benar
Dengan
dialog yang teduh penuh dengan nuansa ketenangan, sang anak diajak berbicara,
sehingga semua indranya tergugah dan ia mau mendengar dengan perhatian dan
kekhusyukan serta pikirannya jernih hingga dapat memahami dan mencerna
pembicaraan serta mau menerima nasihat dan bersidia meninggalkan hal yang
dilarang. Cara ini akan memperoleh hasil yang efektif dan maksimal, berbeda
halnya jika dialog dilakukan tanpa keteduhan dan nuansa ketenangan. Nuansa
seperti inilah yang di ciptakan oleh Nabi SAW saat mengajak dialog salah
seorang pemuda sehingga langsung menerima respon yang positif dan hasil yang
memuaskan seketiga itu.
Abu Umamah r.a. telah menceritakan Hadits berikut, bahwah
seorang dari golongan Quraisy datang kepada Nabi SAW, dan bertanya : “ Wahai Rasulullah, izinkanlah saya untuk
berzina,” maka pandangan kaum yang
hadir tertuju pada pemuda itu dan membentaknya : “ Diam, sungguh lancang kamu !”
Akan tetapi, Nabi SAW bersabda : “ Suruhlah dia mendekat kepadaku !” Pemuda itu pun mendekati
Rasulullah, lalu duduk. Selanjutnya Rasulullah melakukan dialog berikut
dengannya.
Nabi SAW bertanya : “ Apakah
kamu suka bila hal itu dilakukan kepada ibumu ?” Pemuda itu menjawab : “ Tidak, demi Allah! Semoga Allah menjadikanku
sebagai tebusanmu. “ Pemuda itu mengatakan pula : “ Tiada seorang manusia pun yang suka bila hal itu dilakukan terhadap ibu
– ibu mereka.”
Nabi
SAW bertanya : “ Apakah kamu suka bila
hal itu dilakukan kepada Saudara perempuanmu ?” Pemuda itu menjawab : “ Tidak, demi Allah! Semoga Allah
menjadikanku sebagai tebusanmu. “ Pemuda itu mengatakan pula : “ Tiada seorang manusia pun yang suka bila
hal itu dilakukan terhadap Saudara perempuan mereka.”
Nabi
SAW bertanya : “ Apakah kamu suka bila
hal itu dilakukan kepada Bibi ?” Pemuda itu menjawab : “ Tidak, demi Allah! Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu. “
Pemuda itu mengatakan pula : “ Tiada
seorang manusia pun yang suka bila hal itu dilakukan terhadap Bibi - bibi mereka.”
Abu Umamah r.a. melanjutkan kisahnya bahwa lalu
Rasulullah SAW meletakan tangannya pada tubuh pemuda itu seraya berdoa :
“Ya Allah, ampunilah dosanya; sucikanlah kalbunya; dan peliharalah
kemaluannya “
Maka sesudah itu pemuda
yang bersangkutan tidak lagi mempunyai perhatian sedikit pun terhadap hal
tersebut.” (Ahmad, Baqi musnadul Anshar 21185 )
Semoga Allah SWT
melimpahkan shalawat – Nya kepada nabi kita, karena tidak akan pernah menjumpai
seorang mu’allim pun yang lebih lembut, lebih besar, dan lebih baik
pengajarannya, selain beliau SAW.
Sesungguhnya seperti itulah hikmah yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad sebagaimana yang disebutkan dalam firman – Nya :
“ dan mengarkan kepada mereka Al-kitab (Al-Qur’an ) dan hikmah. “ (
QS. Al – Baqarah : 129 )
Sesungguhnya semuanya
itu berkat sikapnya yang lemah lembut. Tidaklah sekali – kali kelembutan dimaksud
ke dalam sesuatu, melainkan akan menghiasinya dan membersihkan semua
kekotorannya.
0 komentar:
Posting Komentar