Minggu, 20 September 2015

Menuntun anak kepada ketaatan dan kebijakan dengan hikmah kebijaksanaan

Redaksi Jemari_IQ
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Menuntun anak menuju jalan yang benar


Dengan dialog yang teduh penuh dengan nuansa ketenangan, sang anak diajak berbicara, sehingga semua indranya tergugah dan ia mau mendengar dengan perhatian dan kekhusyukan serta pikirannya jernih hingga dapat memahami dan mencerna pembicaraan serta mau menerima nasihat dan bersidia meninggalkan hal yang dilarang. Cara ini akan memperoleh hasil yang efektif dan maksimal, berbeda halnya jika dialog dilakukan tanpa keteduhan dan nuansa ketenangan. Nuansa seperti inilah yang di ciptakan oleh Nabi SAW saat mengajak dialog salah seorang pemuda sehingga langsung menerima respon yang positif dan hasil yang memuaskan seketiga itu.

            Abu Umamah r.a. telah menceritakan Hadits berikut, bahwah seorang dari golongan Quraisy datang kepada Nabi SAW, dan bertanya : “ Wahai Rasulullah, izinkanlah saya untuk berzina,” maka  pandangan kaum yang hadir tertuju pada pemuda itu dan membentaknya : “ Diam, sungguh lancang kamu !”
            Akan tetapi, Nabi SAW bersabda : “ Suruhlah dia mendekat kepadaku !” Pemuda itu pun mendekati Rasulullah, lalu duduk. Selanjutnya Rasulullah melakukan dialog berikut dengannya.

            Nabi SAW bertanya : “ Apakah kamu suka bila hal itu dilakukan kepada ibumu ?” Pemuda itu menjawab : “ Tidak, demi Allah! Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu. “ Pemuda itu mengatakan pula : “ Tiada seorang manusia pun yang suka bila hal itu dilakukan terhadap ibu – ibu mereka.”
Nabi SAW bertanya : “ Apakah kamu suka bila hal itu dilakukan kepada Saudara perempuanmu ?” Pemuda itu menjawab : “ Tidak, demi Allah! Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu. “ Pemuda itu mengatakan pula : “ Tiada seorang manusia pun yang suka bila hal itu dilakukan terhadap Saudara perempuan mereka.”

Nabi SAW bertanya : “ Apakah kamu suka bila hal itu dilakukan kepada Bibi ?” Pemuda itu menjawab : “ Tidak, demi Allah! Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu. “ Pemuda itu mengatakan pula : “ Tiada seorang manusia pun yang suka bila hal itu dilakukan terhadap Bibi - bibi mereka.”

            Abu Umamah r.a. melanjutkan kisahnya bahwa lalu Rasulullah SAW meletakan tangannya pada tubuh pemuda itu seraya berdoa :

Ya Allah, ampunilah dosanya; sucikanlah kalbunya; dan peliharalah kemaluannya “

Maka sesudah itu pemuda yang bersangkutan tidak lagi mempunyai perhatian sedikit pun terhadap hal tersebut.” (Ahmad,  Baqi musnadul Anshar 21185 )

Semoga Allah SWT melimpahkan shalawat – Nya kepada nabi kita, karena tidak akan pernah menjumpai seorang mu’allim pun yang lebih lembut, lebih besar, dan lebih baik pengajarannya, selain beliau SAW.

            Sesungguhnya seperti itulah hikmah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad sebagaimana yang disebutkan dalam firman – Nya :

dan mengarkan kepada mereka Al-kitab (Al-Qur’an ) dan hikmah. “ ( QS. Al – Baqarah : 129 )

Sesungguhnya semuanya itu berkat sikapnya yang lemah lembut. Tidaklah sekali – kali kelembutan dimaksud ke dalam sesuatu, melainkan akan menghiasinya dan membersihkan semua kekotorannya.










0 komentar:

..