Selasa, 14 April 2015

SYIAH DAN KOMUNIS SAMA-SAMA BAHAYA

Redaksi Jemari_IQ
 بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Laksana siang dan malam atau terang dengan gelap, seperti itulah perbedaan antara Ahlu Sunnah dengan Syi’ah. Keduanya berbeda dan tak mungkin disatukan. Jika kaum muslimin memuliakan para sahabat Nabi dan mengimani Al-Qur’an, maka dalam ajaran Syi’ah para sahabat Rasulullah itu dianggap kafir dan murtad sebagaimana Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan. Dalam akidah Syi’ah, sahabat Ali bin Abi Thalib, Husain dan keturunannya dianggap sebagai imam yang maksum.Tidak sah keimanan seseorang jika belum mengakui Imamah Ali, dengan demikian seluruh ummat Islam yang tidak mendukung dan tidak mengikuti akidah Syi’ah ini dianggap kafir.
Salah satu kesesatan Syi'ah
Perbedaan ini begitu fundamental dan mempengaruhi banyak hal. Maka tak heran, para pengikut Syi’ah tidak pernah bias akur dengan Ahlu Sunnah. Di mana ada bibit Syi’ah tumbuh, di situ akan terjadi konflik. Bahkan, kenyataan pahit penuh penderitaan yang dialami ummat ini banyak disebabkan oleh ajaran sesat Syi’ah. Kondisi yang paling terkini ialah konflik di Suriah dan Yaman. Ketika Syi’ah memegang tampuk kekuasaan, umat Islam ditindas habis-habisan

Bisa dibilang, Syi'ah adalah ajaran sekaligus gerakan yang haus kekuasaan. Tak hanya di Timur Tengah yang jauh di sana, Indoneasia kini menjadi lading persemaian kelompok sesat ini. Gerakannya di negeri ini sangat massif. Program-programnya juga terukur. Semua itu demi mempersiapkan kejayaan kekuasaan Syi'ah di Indonesia. 

Meski minoritas , kelompok Syi'ah berani unjuk kekuatan. Kasus muktahir yaitu gangguan dari kelompok Syi'ah terhadap upaya-upaya dakwah yang dilakukan elemen-elemen umat Islam Indonesia. Seperti upaya penggagalan tabligh akbar, hingga penyerangan ke masjid Ahlu Sunnah. Yang patut disayangkan, gangguan dan ancaman tersebut sebenarnya sudah diketahui oleh pemerintah, namun tidak ada antisipasi dan sikap tegas terhadap gerakan tersebut. Apakah kelompok ini memang sengaja dibiarkan merajalela?

Untuk mengetahui sejauhmana Syi'ah Iran di Indonesia ini, An-Najah mengadakan wawancara dengan Habib Zain al Kaff, ulama Jawa Timur yang lebih dari 20 tahun fokus berdakwah tentang bahaya Syi'ah di Indonesia.

Sebagaimana kita tahu, bahwa ajaran Syi'ah penuh kesesatan. Seperti menghujat sahabat, istri Rasulullah dan menganggap Al-Qur’an sudah tidak murni lagi. Bagaimana ajaran ini bias masuk dan diminati di Indonesia? 

Ini menjadi tanggung jawab para ulama untuk menjelaskan akan sesatnya ajaran Syi'ah. Selama ini banyak umat Islam dan ada beberapa tokoh di berbagai lembaga Islam seperti NU, Muhaammadiyah dan lainnya menganggap ajaran Syi'ah itu tidak sesat. Maka, disinilah peran ulama untuk menjelaskan hal itu, karena mereka mendapatkan informasi itu hanya sepihak.

Bagaimana dengan generasi muda kita? Sekali lagi, peran ulama dituntut untuk menjelaskan kepada para pemuda-pemuda Islam agar paham akan kesesatan Syi'ah ini, sehingga paham dan mengerti akan tanggung jawabnya terhadap penyelamatan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah 

Kelompok Syi'ah telah melakukan beberapa kali teror dan tindakan anarkis. Bagaimana menjaga keamanan dari ancaman gangguan bahkan teror kaum Syi'ah ini? Mengatasi ancaman dan gangguan Syi'ah itu tanggung jawab Pemerintah, dalam hal ini para aparat. Dalam hal ini, mereka para aparat sudah mengetahui bahaya Syi'ah, lebih-lebih BIN (Badan Intelijen Negara) sudah mengetahui. Tapi kenapa tidak ada tindakan antisipasi secara efektif dan efisien? Bahkan kami menganggap didiamkan tanpa ada tindakan.

Kenapa demikian? Karena mereka menganggap tidak membahayakan,sebab para Ulama dan Ummat Islam tidur nyenyak tanpa ada rasa ancaman akan bahayanya Syi’ah.Maka disini para ulama bertanggung jawab terhadap ummat dan para generasi mudanya,maka harus kita bina dan keder dengan berbagai pendidikan dan latihan agar paham akan bahayanya Syi’ah tersebut, sehingga ada antisipasi dari ummat kita sendiri.
Apakah ada gejala-gejala nyata tentang persiapan Syi’ah dalam revolusi di Indonesia? Sebenarnya Pemerintah,aparat dan BIN itu sudah mengerti tapi membiarkan kader-kader militansinya dari luar dengan memberikan kader-kader militansinya dari luar dengan memberikan suaka politik ? kalau bukan pembiaran.Apakah memang Indonesia ini dibiarkan sehingga tumbuh konflik sebagaimana yang ada di timur tengah dan suriah.maka kita ummat Islam harus sadar dan waspada kalau tidak ingin kecolongan. 
Sejauh mana militansi kader syi’ah dalam mempersiapkan Revolusi Indonesia? Kalau dari segi jumlahnya tidak banyak,tidak sampai puluhan ribu.Tapi mereka ini militansinya Tinggi.Selalu bergerak dan berbuat setiap waktu.Tidak seperti kondisi ummat kita yang selalu tidur.Mereka telah mempersiapkan dengan berbagai latihan beladiri dan persiapan tempur.
Mungkinkan akan terwujud Revolusi Syi’ah di Indonesia?sebagaimana info yang beredar bahwa rencana itu dipersiapkan nanti tahun 2020? Bisa saja terjadi 3-4 tahun kedepan kalau kondisi ummat Islam masih seperti ini,yang banyak tidur tidak sadar ancaman Syi’ah sebagaimana bahaya laten komunis.Syi’ah dan komunis ini sama,Keduanya sama-sama bahaya laten.
Sikap apa yang seharusnya dilakukan ummat Islam demi menghentikan Syi’ah ini? Untuk mengantisipasi bahaya Syi’ah ini ummat Islam harus bersatu,hilangkan permusuh yang hanya gara-gara furu’ yang semuanya punya hujjah sendiri-sendiri yang kuat.Persiapkan diri kita dari ancaman Syi’ah dan komunis yang telah menyusup dari berbagai kalangan dan lembaga Organisasi.jangan sampai kita jadi porak-poranda hanya karena persoalan furu’iyah.Yang kita hadapi adalah persoalan yang sangat besar yaitu persoalan ushul.Yang mengkafirkan para sahabat bahkan ummat Islam.Aqidah mereka sesat,rukun Iman dan Islam kita beda dengan mereka,maka wajarlah dan harus kita hadapi bersama. (An-Najah)
Pondok Pesantrean Ibnul Qoyyim Putra

0 komentar:

..